Deep Talk PPIS Bersama Mahasiswa FBS: Mari Membangun Relasi yang Sehat!

Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan IsuStrategis Universitas Negeri Surabaya mengadakan kegiatan Deep Talk BersamaMahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni. Kegiatan tersebut berlangsung selamaseminggu, tepatnya pada tanggal 29 Februari hingga 8 Maret 2024.
Tujuannya untuk memberikan edukasi kepada paramahasiswaterkait pentingnya membangun relasi yang sehat serta kesehatan mental.Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber dari berbagai latar belakang.
Sesi keempat di tanggal 5 Maret 2024 mendatangkandua narasumber yang berpengalaman di bidang psikologi, yakni Nanda AudiaVrisaba, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan Ramadhan Maruta Pradana S.Psi. Kegiatanyang diadakan di Auditorium T14 Fakultas Bahasa dan Seni itu diikuti oleh paramahasiswa dari program studi S1 Pendidikan Seni Rupa.
Acara dimulai dengan sambutan dari moderator,yang memberikan gambaran tentang topik-topik yang akan dibahas. Materi pertamaterkait cara membangun relasi yang sehat dan pencegahan kekerasan seksualdisampaikan oleh Nanda Audia Vrisaba, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Beliau memberikanpaparan yang sangat informatif tentang pentingnya membangun relasi yang sehatdalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, beliau juga menguraikan strategipencegahan dan penanganan kekerasan seksual yang mencakup pengenalan pola-polaperilaku tidak sehat, pentingnya memahami batas-batas dalam relasi, sertainformasi mengenai bantuan yang tersedia bagi korban kekerasan seksual diUniversitas Negeri Surabaya.

Kemudian, materikedua mengenai kesehatan mental disampaikan oleh Ramadhan Maruta Pradana S.Psi. Beliau membahas tentang berbagai jenis emosi manusia, caramengenali dan mengelola emosi dengan sehat, serta pentingnya menerima dirisendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan.
Atmosfer yang terbuka dan mendukungmemungkinkan para peserta untuk merasa nyaman dalam berbagi, sambil mendapatkandukungan dari sesama mahasiswa dan tim kesehatan mental yang hadir.
Tim kesehatan mental Universitas NegeriSurabaya itu kemudian memimpin sesi terapi memaafkan masa lalu. Dengan iringanlagu Ho'oponopono yang menenangkan, peserta diajak untuk merenungkan danmemaafkan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan dalam hidup mereka. Terapi inibertujuan untuk membantu peserta melepaskan beban emosional dan memulai prosespenyembuhan diri.
Setelah sesi terapi, acara dilanjutkan dengansesi tanya jawab yang sangat dinamis. Para peserta aktif bertanya tentangimplementasi materi dalam kehidupan sehari-hari, berbagi tips dan pengalaman,serta memberikan dukungan satu sama lain.
Acara diakhiri dengan kesimpulan darimoderator, yang menggarisbawahi pentingnya terus membahas topik-topik kesehatanmental dan pencegahan kekerasan seksual. Kegiatan ini diharapkan dapat membantumenciptakan lingkungan kampus yang lebih aman dan berdaya bagi semua individu.
Share It On: