Satgas PPKPT UNESA Gelar Pelatihan Empatik untuk Pendampingan Korban Kekerasan

Surabaya, 21 Maret 2025 – Upaya menciptakan kampus yang aman dan berpihak pada korban kekerasan terus diperkuat oleh Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT). Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah penyelenggaraan Pelatihan dan Simulasi Pendampingan Korban Kekerasan yang menyasar mahasiswa sebagai peserta utama. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pendampingan berbasis empati, sehingga mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam merespons kasus kekerasan dengan pendekatan yang manusiawi dan mendukung pemulihan korban.
Bertempat di Ruang Pertemuan Lantai 5 Gedung Rektorat UNESA Lidah Wetan, pelatihan menghadirkan dua narasumber berpengalaman, yakni Dr. Retno Tri Hariastuti, M.Pd., Kons., dan Nanda Audia Vrisaba, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Materi pertama dibawakan oleh Dr. Retno Tri Hariastuti, M.Pd., Kons., yang menekankan pentingnya peran empati dalam mendampingi korban kekerasan. Ia mengulas secara mendalam mengenai kondisi psikologis korban kekerasan seksual, proses pemulihan trauma, hingga bagaimana pendamping dapat menjadi bagian penting dalam perjalanan pemulihan tersebut. Untuk mendekatkan materi dengan peserta, sesi pelatihan dilengkapi dengan simulasi berbentuk permainan ular tangga yang berisi soal-soal reflektif dan studi kasus. Melalui permainan ini, peserta diajak memahami langkah-langkah konkret dalam menghadapi pengaduan korban kekerasan.
Selanjutnya, Nanda Audia Vrisaba, S.Psi., M.Psi., Psikolog., memberikan materi yang berfokus pada pendekatan praktis pendampingan. Suasana diskusi berlangsung interaktif karena peserta diberi ruang untuk berbagi pengalaman mereka dalam mendampingi korban kekerasan. Dalam sesi ini, Bu Nanda memperkenalkan pendekatan Psychological First Aid (PFA), yaitu tindakan awal yang diberikan dalam waktu singkat kepada seseorang yang baru saja mengalami krisis. PFA bertujuan untuk mengurangi tekanan emosional yang dialami korban, sekaligus mencegah dampak psikologis jangka panjang dan mempercepat proses pemulihan.
Melalui pelatihan ini, UNESA berharap dapat menumbuhkan lebih banyak agen perubahan di lingkungan kampus yang memiliki sensitivitas dan keterampilan untuk mendampingi korban dengan cara yang tepat dan penuh empati. Kehadiran mahasiswa sebagai pendamping yang berpihak pada korban menjadi kunci penting dalam mewujudkan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan, sejalan dengan amanat Permendikbudristek Nomor 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi.
Share It On: